Petani dan Mekanisasi

Mekanisasi dan Kehidupan Bertani
Kutemukan kendaraan ini di Desa Slatri, Brebes, dipinggir hamparan sawah yang menguning pada suatu pagi. Warga sekitar menyebut kombat, sejenis alat potong panen modern dan canggih. Dengan alat ini petani tak perlu bingung cari buruh tani untuk derep dan petani tak perlu lagi berkeringat untuk ‘menyapu’ berapapun luasan lahan sawah yang siap panen. Dan memang terlihat sawah sepi kerumunan orang menjelang panen. Tak seperti dulu, tiap panen melibatkan banyak orang (buruh tani). Teknologi canggih ini mungkin telah menjawab efisiensi dan efektifitas tatakelola panen yang selama ini dihadapi petani.
Disisi lain, saya teringat saudara ipar yang telah hidup mapan tapi orang tuanya masih harus belepot lumpur sawah dan kotoran ternak peliharaan. Si orang tua bersikukuh tak mau tinggalkan kehidupan taninya meski anaknya menawarkan berlipat hasil taninya tiap panen.
Nampaknya orang tua saudara ipar saya itu masih seperti petani agraris pada umumnya. Bahwa bertani bukan sekedar soal kegiatan ekonomi, tetapi lebih urusan budaya. Bertani itu laksana berselaras dengan alam dan kehidupan sosial. Dalam bertani ada ‘pergaulan’ manusia dengan alam melalui olah tanah dan tatakelola air termasuk didalamnya adalah bacaan atas cuaca. Pun dalam bertani ada interaksi antara petani dengan buruh tani serta warga lainnya. Ada tatabudaya dan kearifan lokal yang kompleks dan ‘hidup’ dalam kehidupan tani dan pertanian. Itu mengapa, kehidupan bertani itu tak bisa serta merta ditukar dengan semata uang.
Tapi akan sampai kapan dinamika kehidupan tradisional itu akan bertahan? Akan sampai kapan mereka mampu menghadapi gempuran zaman semisal upaya mekanisasi pertanian? Adakah harmonisasi dengan alam dan sesama manusia dalam bingkai budaya lokal itu bisa dipertahankan?
Dalam potret itu, hadirnya traktor dan mesin panen canggih disatu sisi sangat membantu mempercepat dan meringankan pekerjaan petani, tapi sekaligus mempercepat pula mengubur tatanilai budaya lama. Menjadi pertanyaan kemudian adalah, ini kemajuan atau kemunduruan?