Darurat Keluarga

BADAI DAN ‘DARURAT KELUARGA’
Kesimpulanku mungkin terdengar berlebihan. Badai! Ya, badai besar telah melanda dan mengguncang tatanan kehidupan kita. Keberadaannya bukan di tempat jauh—ia mungkin sudah berada di sekitar kita, atau hanya beberapa langkah saja dari pintu rumah.
Dari membaca berita dan berdialog langsung dengan pejabat berwenang di bidang narkoba, aku menyimpulkan: badai itu nyata. Ia telah menumbangkan tonggak nilai, mencabut akar-akar moral yang selama ini tertanam dalam kehidupan masyarakat kita.
Bayangkan, ratusan anak telah menikah dini karena kehamilan di luar nikah. Data resmi dari satu institusi pemerintah di sebuah daerah mencatat angka 132 kasus. Dan kabarnya, angka itu masih bisa bertambah. Belum lagi yang tidak tercatat—kemungkinan jauh lebih banyak.
Tak bisa disangkal, angka sebanyak itu adalah sinyal keras bahwa pergaulan bebas telah menimpa generasi muda. Hubungan seksual tidak lagi dianggap sakral. Dilakukan semata karena suka sama suka. Pernikahan pun kemudian hanya menjadi upacara formal belaka.
Masalah tak berhenti di sana. Peredaran narkoba kini telah menyasar anak-anak usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Jumlah kasusnya terus meningkat. Anak-anak itu sudah mengenal zat terlarang dan merasakan “kehidupan lain” di usia yang bahkan belum lepas bau kencur. Kita semua tahu, jika seorang anak telah kecanduan narkoba, harapan masa depannya menjadi nyaris sirna.
Lalu, di mana posisi keluarga? Jangan tanya. Keluarga, yang semestinya menjadi benteng pertahanan nilai dan moral, justru sedang mengalami guncangan besar. Sebuah berita menyebutkan bahwa di satu daerah, tercatat lebih dari dua ribu pasangan mengalami perceraian. Angkanya mengejutkan: 2.660 pasangan suami istri berpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Itu pun hanya angka resmi. Dalam kenyataan sosial, situasinya mungkin jauh lebih memprihatinkan.
Jika keluarga sebagai fondasi nilai dan moral mengalami keretakan, apa yang bisa kita harapkan dari kekuatan sebuah generasi? Dari kokohnya tatanan sosial? Keluarga adalah hulu dari kebudayaan dan peradaban. Bila ia goyah, maka goyahlah seluruh bangunan di atasnya. Dan itulah yang kini sedang kita saksikan: sebuah peradaban yang mulai retak dari akarnya.
Kembalilah. Jaga keluargamu. Mungkin itu pesan moral paling penting hari ini. Sebuah pesan yang sejalan dengan firman Tuhan: “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim: 66:6). Dan kini, neraka itu… rasanya sudah begitu dekat.
September 2023