Kapitalisme & Kiamat Bumi

“Kapitalisme harus tumbang, atau bumi akan terbakar dan lumat”
Saat ini bumi tak hanya alami pemanasan global. Keadaannya lebih mencemaskan. Kita sedang memasuki era mendidih global. Begitu ucap sekjen PBB Antonio Guterres.
Kenaikan suhu bumi terus bergerak naik. Angkanya menembus 1,5 derajat celcius. Tertinggi sepanjang sejarah.
Tingginya kenaikan suhu bumi itu seperti tak lantas berhenti. Diprediksi bumi makin akan membara. Kenaikan suhu hingga 2 derajat celcius akan sampai.
Bill Gates salah seorang yang pesimis suhu bumi bisa ditekan. Ceo Microsoft itu seperti sudah mendapatkan jadwal kiamat bumi. Kenaikan menuju 2 derajat celcius seperti tak bisa ditahan kedatangannya.
Kambing hitam atas bara bumi hampir seragam. Alamatnya adalah penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil. Banyak negara masih memanfaatkan bahan bakar fosil untuk berbagai keperluan. Keadaanya sulit dicegah, meski aneka bencana sudah dipelupuk mata.
Menghentikan penggunaan fosil dan mengurangi efek rumah kaca adalah perkara hilir. Tak ada yang bicara hulu. Selama hulunya tak di tata, menata hilir akan sia-sia belaka. Mungkin ketika bumi telah jadi bara sepenuhya, manusia baru sadar dan bertobat, tapi keadaannya sudah terlambat.
Hulu perkara itu adalah nafsu manusia yang tak kenal kenyang. Letaknya berada di isi kepala homo ekonomicus yang menjadi subyek kapilitalisme. Perilaku binatang ekonomi ini, selalu bergerak memakan apa saja. Seluruh penduduk bumi bisa terpenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar. Tapi isi bumi tak cukup memenuhi laparnya nafsu satu homo economicus.
Kapitalisme terlalu digdaya dan dominan. Semua tahu itu. Tapi semua diam. Tak ada yang berani mengusiknya. Mengapa? Karena semua telah berada dalam keranjang yang sama. Hampir semua tangan manusia hari ini, adalah bagian dari yang turut membakar bahan bakar fosil. Semua telah menjadi bagian dari tangan-tangan homoeconomicus itu, sehingga tak berani memberi hukum yang keras.
Hari ini dunia hanya bisa menghimbau. Seluruh negara sedang berusaha membangun kesadaran bersama untuk lebih menahan diri. Pada saat yang bersamaan, diantara mereka cemas dan pesimis. Suhu bumipun terus merangkak naik tak terkendali. Karena sesungguhnya merekapun tahu, homo ekonomicus tak mungkin sadar dan tak mungkin menahan diri. Inilah jalan buntu manusia abad 21.
Januari 2024