Pada Hati

PADA HATI
Kukatakan di depan teman-teman operator/tendik pada suatu acara pelatihan:
“Manusia modern kehilangan satu hal. Hati! Banyak yang diraih dari kehidupan modern, kecuali hati.”
Manusia modern adalah pemburu kebahagiaan. Mereka mengejar dan meraih materi untuk mencapainya. Bila perlu, siang malam dikejar. Bila perlu, sebanyak-banyaknya. Semakin banyak ‘memiliki’, semakin bahagialah mereka. Pendeknya, derajat kebahagiaan diukur dari materi yang ada dalam genggaman.
Apakah manusia modern benar-benar mendapatkan kebahagiaan dengan cara ini? Tidak! Kata Erich Fromm, seorang psikolog. Tak akan! Mustahil.
Manusia modern tidak akan mencapai apa yang mereka cari. Mereka mengejar sesuatu yang tak pernah ada. Keletihan “mencari” itu akhirnya berujung pada ‘jalan pintas’ yang disangka sebagai kebahagiaan: alkohol, narkoba!
Itulah jalan buntu manusia modern. Pencari yang tak pernah menemukan. Ada kesesatan jalan yang sedang mereka tempuh.
Bahagia itu ada di hati—tempat di dalam diri yang justru dibiarkan kosong oleh pemiliknya. Mereka mencari sampai jauh, padahal yang dicari ada di tempat terdekat dan mudah didapatkan.
Cukup lakukan segala sesuatu dengan hatimu. Bergeraklah dengan dan dari hati. Bekerjalah dengan hati. Bergaulah dengan hati. Bersapalah dengan hati. Tersenyumlah dengan hati.
Mungkin tanpa bermaksud berbagi, tetapi orang yang bergerak dengan hati sesungguhnya sedang berbagi. Karena gerak hati akan memberi muatan ‘cita rasa’ pada kata-kata, pada raut wajah, pada senyum dan sapa. Mereka yang merasakan ‘aliran hati’ itu akan mencicipi getar kebahagiaan. Namun, sesungguhnya bahagia telah lebih dulu singgah pada mereka yang berbuat dengan hati.
Sept 2023