502978501_10234388271720302_3110928347859861788_n (1)
Di Balik Nama Gus
Perempuan itu yang harusnya bertanggung jawab karena yang memulai. Ia memanggilku gus. Sejak aku kecil. Bukan karena aku anak Kyai. Setiap anak laki-laki dipanggilnya gus. Termasuk semua sepupuku laki-laki yang main ke rumah dipanggil gus.
Nama perempuan itu, Umi Kulsum. Aku memanggilnya Yu Sum. Sejak aku belum lahir ia sudah dirumahku. ‘Ngenger’ kata orang dulu. Dia yang mengasuhku dan membersamaiku pada seluruh masa keciku hingga aku dewasa. Aku sudah terpatri dihatinya. Pun sebaliknya.
Kubuat tulisan kecil ini saat ada yang bertanya mengapa ada yang memanggilku gus, sebutan yang sebenarnya tak pantas. Kalau boleh memilih, baiknya tak usah pakai sebutan itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku sulit menolaknya, sulit menghapusnya, sulit pula menjelaskannya.
Setiap ada yang memanggilku gus, yang kuingat bukan kyai, tapi perempuan itu, Yu Sum. Perempuan yang turut mengukir hidupku.
Kini ia telah tiada. Alfatehah buatmu, Yu Sum.. doaku selalu untukmu…