unnamed (45)

Agama dan Semesta Kelompok

Agama sering tidak tiba pada manusia. Bukan agamanya, tapi semesta pikiran sempit manusia yang menjelma menjadi agama. Di luar semesta pikirannya, itu bukan agama.

Semesta sempit pikiran, yang kemudian membaku menjadi semesta kelompok, yang kemudian menjadi semesta ajaran, tak lagi menampung keutuhan manusia. Agama memberi batas kekelompokan, di luarnya, bukan agama dengan bermacam sebutan.

Agama kemudian memecah manusia menjadi segmen kelompok yang kemudian saling asing dan kadang penuh permusuhan. Padahal itu manusia.

Pembelaan agama kemudian menjadi pembelaan kelompok, bukan pembelaan manusia. Kemenangan agama menjadi kemenangan kelompok, bukan kemenangan manusia. Sementara agama mewadahi semesta manusia.

Agama sering mendorong rasa benci dan cinta pada semesta kelompok. Ia bisa membenci manusia, gegara dan atas nama kelompok dan semesta ajaran. Semesta manusia menjadi sempit dan kerdil.

Ruang empati dan peduli atas derita sering beralamat pada spirit kekelompokan, bukan pada manusia dan rasa keadilan manusia. Agama menjadi baju sempit manusia dan kemanusiaan.

Maka seharusnya tak bisa manusia dihina martabatnya, siapapun ia. Apalagi dibuat derita atau dibunuh sia-sia atas nama apa saja. Tapi ruang sempit agama sering membatasi hanya pada batas kekelompokan, di luar itu seperti sah-sah saja. Pasti bukan begini agama seharusnya.

6 thoughts on “Agama dan Semesta Kelompok

Tinggalkan Balasan ke Omar3774 Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *