1754956212049
  • Ironi Pembungunan

Kalau pembangunan konten utamanya ekonomi, maka kriteria keberhasilan dan kegagalan akan bersifat ekonomi. Begitu pula strategi, program dan isu isu yang berkembang akan berada pada pusaran ekonomi. Termasuk dalam hal ini hambatan-hambatan yang dihadapi serta jalan keluarnya juga akan dilihat dari sudut pandang ekonomi.

Di mana manusia? Posisi manusia dalam pembangunan ekonomi hanya akan menjadi subordinat. Bahkan manusia merupakan fungsi dari ekonomi. Jika jalan dan jembatan dibangun, pasti urusan utamanya kepentingan ekonomi. Jangan tanya atau hitung ‘dampak manusia’ dari pembuatan jalan. Jika bendungan, irigasi atau dukungan teknologi pertanian, semisal traktor, jangan berfikir itu untuk kepentingan ‘manusia petani’ seperti urusan nilai-nilai dan kebudayaan petani, tapi yang utama adalah soal ekonomi, soal produksi atau produktifitas yang ekonomi sifatnya.

Ada banyak contoh kasus keseharian yang sesungguhnya kita bisa menakar apakah sebuah kebijakan itu muatannya ‘manusia’ atau ekonomi. Termasuk persolan tembakau, rokok, pita cukai bisa dilihat bobotnya apakah itu berat bobot ekonomi atau sisi manusianya?

Kita memang punya banyak skenario atau master plan ekonomi, tapi soal master plan pembangunan manusia rasanya masih miskin sekali. Untuk apa dan untuk siapa pembangunan serta bagaimana dilaksanakan seperti tidak dalam citarasa manusia, khususnya manusia Indonesia. Inilah ironi pembangunan.

  1. Agustus 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *